SEJARAH PRODI S1 PGMI DI INDONESIA
Oleh : Mashnu’atul Baroroh
Diajukan untuk Memenuhi UAS Mata Kuliah
“Pembelajaran ICT ”
A. Sejarah Prodi S1 PGMI di Indonesia
Bermula dari
diskusi-diskusi kecil antara Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Tangerang
(Drs. H. Agus Salim, M.Pd.), Ketua Pokjawas (Drs. H. Syamsuddin, M.Pd.), Kepala
MAN Serpong (Dra. Hj. Iis Aisyah), dan Kepala MTsN Pagedangan (Drs. Suhardi,
M.A.). Diskusi itu menyimpulkan bahwa guru-guru madrasah masih banyak yang belum
berdaya dan belum banyak berperan, sehingga belum bisa dibanggakan. Masih
banyak guru madrasah yang kurang percaya diri, kurang profesional, dan kurang
bangga untuk mengatakan dirinya sebagai guru madrasah.
Memang, tidak semua guru
madrasah mengalami kondisi seperti itu, tetapi jumlahnya relatif kecil. [1]
Rodi PGMI Alma Ata Yogyakarta turut berpartisipasi pada pertemuan dengan
ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) se-Indonesia dalam rangka pembentukan Asosiasi Prodi
PGMI pada hari Selasa tanggal 20 November 2012 lalu. Bertempat di Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan dihadiri dari oleh 15 ketua prodi
PGMI se-Indonesia, prodi PGMI Alma Ata Yogyakarta merupakan satu-satunya Prodi
PGMI yang berada di lingkup Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) di
Indonesia yang diikut sertakan, karena prodi PGMI yang lain merupakan Prodi
PGMI yang berasal dari PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri)[2]
Pendidikan agama merupakan bagian tak terpisahkan dari Sistem Pendidikan
Nasional, bahkan memiliki posisi strategis karena pendidikan agama seringkali
dituntut memainkan tugas dan fungsi sebagai wahana bagi pengembangan pribadi,
watak dan akhlak mulia (Al-Akhlak Al- Karimah) peserta didik. Undang-Undang
Np. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan agar guru memiliki kualifikasi
akademik
minimal sebagai sarjana atau diploma empat.
Disamping itu, masih banyak pula ditemukan
tenaga pendidik dengan latar belakang pendidikan umum mengajar pendidikan agama,
dan sebaliknya. Standar kompetensi
tersebut sebagianya dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan
pada Program Studi S1 PGSD maupun S1 PGMI di setiap perguruan tinggi yang
melaksanakan program tersebut.
Hadirnya program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) secara institusional
ini, paling tidak telah memberikan ruang gerak, arah, kebijakan serta strategi
dalam kerangka menyiapkan kompetensi keguruan kepada calon guru agar menjadi
ahli dan profesional secara akademik, serta memiliki sejumlah pengetahuan
keguruan yang menjadi modal dasar untuk menjadi tenaga pendidik yang layak,
kompeten, serta terikat dengan sejumlah kode etik keguruan pada tingkatan
madrasah Ibtidaiyah. Dari rumusan masalah tersebut, dapat penulis rumuskan
tujuan dari penelitian ini, antara lain untuk mengetahui struktur kurikulum dan
SK KD serta pencapaian kurikulum Prodi S-1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Ampel Surabaya dalam menyiapkan mahasiswanya menjadi guru MI yang memiliki
standar kompetensi sesuai Permendiknas nomor 16 tahun 2007.[3]
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang–Undang (UU) Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, mensyaratkan peningkatan kualifikasi guru SD/MI
dari lulusan DII menjadi minimal lulusan S1 atau DIV. Pemberlakuan kedua
regulasi tersebut berimplikasi pada penyebarluasan Program S1 PGSD/S1 PGMI.
Sehubungan dengan itu, Direktorat Ketenagaan DIKTI telah menyusun standar
kompetensi Guru Kelas SD Lulusan S1 PGSD. Standar kompetensi tersebut
seyogianya dijadikan acuan dalam pengembangan kurikulum yang dilakukan pada
Program Studi S1 PGSD maupun S1 PGMI di setiap perguruan tinggi yang
melaksanakan program tersebut.
Hadirnya program Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) secara institusional ini, paling tidak telah memberikan ruang
gerak, arah, kebijakan serta strategi dalam kerangka menyiapkan kompetensi
keguruan kepada calon guru agar menjadi ahli dan profesional secara akademik,
serta memiliki sejumlah pengetahuan keguruan yang menjadi modal dasar untuk
menjadi tenaga pendidik yang layak, kompeten, serta terikat dengan sejumlah
kode etik keguruan pada tingkatan madrasah Ibtidaiyah.
Program PGMI yang diselenggarakan akan
memberikan sejumlah kematangan bagi seorang sarjana agar memiliki karakteristik
dan profil sebagai tenaga pendidik sesuai dengan kapabilitas keilmuan yang
dimiliki pada jenjang pendidikan yang dilalui.
Penyelenggaraan program PGMI, menjanjikan
harapan yang besar bagi output pendidikan ke depan. Entry point kurikulum
PGMI ini bertumpu pada dua hal, yaitu legal dan performance competences.
Legal kompetence peserta didik (calon guru MI) diarahkan kepada kepantasan dan
kelayakan seorang sarjana yang siap untuk mengajar, mendidik dan melatih serta
membimbing siswa, dengan kata lain siap menjadi guru MI yang ditandai dengan
adanya sertifikasi ijazah yang dimiliki. Dengan sertifikasi ini, diharapkan
menjadi bukti kualifikasi keilmuan dan kompetensi, sehingga benar-benar dapat
memperlihatkan sosok guru yang diperlukan sesuai bidangnya.
Penguasaan atas materi (content) kurikulum
SD/MI dengan baik; yang ditandai dengan kemampuan untuk menguasai kurikulum
berupa komponen institut, fakultas dan jurusan.
Memenuhi kekurangan guru MI/SD secara nasional;
kekurangan ini terjadi sebagai akibat pertambahan angka usia sekolah (usia
SD/MI), maupun karena faktor-faktor lain seperti pertambahan jumlah penduduk,
penyebaran masyarakat dan pendidikan, pensiun, meninggal, dan sebagainya,
sehingga membutuhkan guru tidak saja secara kualitas tetapi juga kuantitas
yang memadai dan berimbang untuk memenuhi diseminasi pendidikan bagi kebutuhan
guru MI/SDI.
Memperkuat kebijakan pemerintah di bidang
peningkatan SDM guru melalui program penghapusan D2/D3 menjadi S1 bagi semua
guru pada berbagai tingkatan dan jenis pendidikan; hal ini dilakukan sebagai
komitmen untuk memperkuat pelayanan dan mutu pendidikan bagi setiap peserta
didik, sehingga tidak ditemukan lagi guru yang mengajar hanya bebekal
pendidikan D2 dan D3 secara nasional.[4]
Dalil yang menerangkan
tentang pendidikan:
Surah Azzumar ayat 9
ô`¨Br& uqèd ìMÏZ»s% uä!$tR#uä È@ø©9$# #YÉ`$y $VJͬ!$s%ur âxøts notÅzFy$# (#qã_ötur spuH÷qu ¾ÏmÎn/u 3
ö@è% ö@yd ÈqtGó¡o tûïÏ%©!$# tbqçHs>ôèt tûïÏ%©!$#ur w tbqßJn=ôèt 3
$yJ¯RÎ) ã©.xtGt (#qä9'ré& É=»t7ø9F{$# ÇÒÈ
Artinya: Adakah sama orang yang mengetahui
dengan orang orang yang tidak mengetahui??sesungguhnya orang orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.
B. Diskusi Hasil Penelitian
Sejarah Berdirinya Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Guru Madarasah Ibtidaiyah (Prodi PGMI) sebenarnya
bukan merupakan Prodi baru di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya
karena D II PGMI pada tahun 2000 sudah pernah berdiri hanya saja eksistensinya
tidak berlangsung lama karena kurang tidak ada peminatnya, dan baru kembali
menerima mahasiswa pada tahun akademik 2005/2006, akan tetapi, seiring dengan
munculnya regulasi baru tentang pashing out program D II (Diploma dua) dan
harus segera menjadi S1 (Strata Satu) maka setelah melakukan proses pengurusan
ijin penyelenggaran Prodi PGMI ke Jakarta pada tahun 2007 tepatnya pada tanggal
10 Juli 2007 Dirjen Pendidikan Islam Depag RI mengeluarkan Surat Keputusan
Direktur Jendral Pendidikan Islam nomor Dj.I/257/2007 tentang Izin Penyelenggaraan
Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) jenjang strata satu (S1)
pada Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) selama 2 (dua) tahun yang pada saat
itu hanya berjumlah 62 Prodi S1 PGMI pada PTAIN maupun PTAIS seluruh Indonesia
yang terdiri dari 23 PTAIN dan 39 PTAIS.
Dua tahun kemudian setelah ijin perpanjangan penyelenggaraan Program Studi
PGMI tahun 2007 habis dan diajukan kembali untuk perpanjangan ijin dua tahun
lagi, maka turunlah Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam nomor :
DJ.I/485/2009 tentang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Program Studi
Pendidikan Guru Madrsah Ibtidaiyah (PGMI) Jenjang Stara Satu (S1) pada
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang berjumlah 24 PTAIN se
Indonesia ditambah satu PTAIN lagi yaitu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Berdirinya program studi ini tidak terlepas dari hasil kerja sama Departemen
Agama RI yang sekarang menjadi Kementerian Agama RI, IAIN Sunan Ampel Surabaya
dan Pemerintahan Australia yang diimplementasikan dengan nama LAPIS-PGMI
(Learning Assistance Program for Islamic Schools - Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah) yang berkantor di gedung Laboratorium Fakultas Tarbiyah lantai II.
LAPIS-PGMI telah bekerja sama dengan 7 (tujuh) PTAI (Perguruan Tinggi Agama
Islam) di Indonesia dengan bentuk kemintraan dalam konsorsium. Ketujuh anggota
konsorsium tersebut adalah Prodi S1 PGMI dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN
Mataram, Unisma Malang, UIN Alauddin Makasar, UMI Makasar, Stain Ponorogo dan
Unmuh Ponorogo. Setiap Prodi PGMI pada Perguruan Tinggi tertentu juga bekerja
sama dengan MI (Madrasah Ibtidaiyah) mitra yang total jumlah keseluruhannya ada
81 MI Mitra yang tersebar di Propinsi Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan
Sulawesi Selatan.
Dari hasil analisis penulis terhadap beberapa sajian data yang terkumpul
dengan berpijak pada tiga rumusan permasalahan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur kurikulum S1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya
sudah terstruktur dengan baik karena struktur mata kuliah yang ada dalam
kurikulum tersebut yang wajib diikuti mahasiswa minimal 144 – 160 SKS sudah
sesuai dengan mata pelajaran yang akan diajarkan oleh mahasiswa PGMI sebagai
calon guru MI dan merupakan implementasi dari standar kompetensi guru MI.
2. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum Prodi PGMI
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya pada setiap mata kuliah sudah
sesuai dengan visi, misi dan tujuan didirikannya Prodi PGMI serta sesuai juga
dengan empat standar kompetensi guru MI (kompetensi pedagogik, kepribadian,
Sosial dan professional) sebagaimana yang diamanatkan oleh UU Nomr 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007.
3. Secara umum tingkat pencapaian kurikulum S1 PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN
Sunan Ampel Surabaya dalam mengantarkan mahasiswanya memiliki standar
kompetensi guru MI yang ideal jika diukur dari sisi kognitif (kemampuan
pemahaman) mahasiswa, sudah tercapai dengan baik yang ditentukan dengan nilai
rata-rata 3,35 dari semua mata kuliah yang diikutinya sejak semester I – V.[5]
Sejarah PGMI tak bisa dilepaskan dari sejarah institusional STAIN Salatiga
yang awalnya adalah Fakultas Tarbiyah. Pilihan sebagai “tarbiyah” sejak awal
berdiri menunjukkan keunikan lembaga ini dibandingkan dengan beberapa STAIN
lain di Jawa Tengah. Berkait dengan Pendidikan Guru MI maka ada tiga periode
sejarah yang dilewatinya. Pertama, periode awal berdiri tahun 1969 sampai tahun
1990, Fakultas Tarbiyah Salatiga adalah bagian dari IAIN Walisongo Semarang
yang spesifik terfokus menyiapkan guru agama Islam di madrasah dan
sekolah. Jenjang pendidikan yang ditempuh adalah Sarjana Muda dan Strata satu
(S.1) Pendidikan Agama Islam, dan Pendidikan Bahasa Arab saja. PGMI, belum
menjadi pilihan sasaran program di masa itu.[6]
Program
Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah bertujan untuk menghasilakan guru
agama Islam yang professional pada jenjang pendidikan dasar, yang diarahkan
pada :
1. Memahami wawasan pendidikan secara komprehensif
2. Memahami ilmu keislaman dan metodologi pembelajarannya
Profesi Lulusan
1. Guru kelas pada Madrasah Ibtidaiyah
2. Guru mata pelajaran keagamaan pada Madrasah Ibtidaiyah
3. Guru agama pada sekolah dasar[7]
1. Memahami wawasan pendidikan secara komprehensif
2. Memahami ilmu keislaman dan metodologi pembelajarannya
Profesi Lulusan
1. Guru kelas pada Madrasah Ibtidaiyah
2. Guru mata pelajaran keagamaan pada Madrasah Ibtidaiyah
3. Guru agama pada sekolah dasar[7]
Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) Program PGMI
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Berangkat dari profil sarjana yang diharapkan di atas, maka kompetensi lulusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dikelompokkan dalam kompetensi dasar, kompetensi utama, dan kompetensi tambahan.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Berangkat dari profil sarjana yang diharapkan di atas, maka kompetensi lulusan Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dikelompokkan dalam kompetensi dasar, kompetensi utama, dan kompetensi tambahan.
Kompetensi
Dasar
Kompetensi dasar adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa sebagai dasar bagi kompetensi utama, dan kompetensi tambahan, antara lain
Kompetensi dasar adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa sebagai dasar bagi kompetensi utama, dan kompetensi tambahan, antara lain
· Menguasai ilmu tentang Islam dan
ilmu kependidikan guru madrasah ibtidaiyah serta mampu menerapkannya di
masyarakat dan dalam menjalankan profesinya sebagai guru madrasah ibtidaiyah.
· Menguasai general knowledge untuk
menunjang profesinya sebagai guru madrasah ibtidaiyah.
· Sarjana muslim yang beriman,
bertaqwa dan berakhlak mulia.
·
Beragama,
memiliki rasa kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, dan rasa solidaritas sosial.[8]
Prodi PGMI Alma Ata Yogyakarta
turut berpartisipasi pada pertemuan dengan ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) se-Indonesia dalam rangka pembentukan Asosiasi Prodi
PGMI pada hari Selasa tanggal 20 November 2012 lalu. Bertempat di Fakultas
Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan dihadiri dari oleh 15 ketua prodi
PGMI se-Indonesia, prodi PGMI Alma Ata Yogyakarta merupakan satu-satunya Prodi
PGMI yang berada di lingkup Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) di
Indonesia yang diikut sertakan, karena prodi PGMI yang lain merupakan Prodi
PGMI yang berasal dari PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri)
Pertemuan ini bertujuan untuk
mengembangkan prodi PGMI dan memfasilitasi alumni prodi PGMI yang dalam
sejarahnya baru saja berusia kurang lebih tujuh tahun. Selain itu,
pertemuan ini bertujuan pula untuk mempertahankan pendidikan dasar Islam yang
ada di bawah lembaga pendidikan madrasah. Bertindak sebagai salah satu
narasumber dari pertemuan tersebut adalah Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag mantan dekan
fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, beliau salah satu orang yang memprakarsai
pendirian prodi PGMI di PTAI pada tahun 2006. [9]
engelolaan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (PGMI) membutuhkan
pengawasan intensif. Hal ini dilakukan agar tercipta mutu peyelenggaraan PGMI
yang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya saja, keberadaan dosen pengajar. Saat ini keberadaan mereka
dalam memberikan pelayanan pendidikan antara mengatur waktu mengajar, mengisi kegiatan pendidikan dan
latihan profesi guru (PLPG) maupun kegiatan pribadi perlu
mendapat perhatian serius. Proses pelayanan tersebut menjadi bentuk
akuntabilitas dosen terhadap pelayanan pembelajaran PGMI di tanah air. Proses
tersebut menjadi bagian penting dalam menciptakan jurusan PGMI yang memiliki ciri khas unggulan dan pembeda
dengan program stusi lain.[10]
[1] http://pgmikita.blogspot.com/2012/06/sejarah-berdirinya-pgmi.html, pada tanggal
26 Desember 2012 pukul 15.00
[2] http://stia.almaata.ac.id/prodi/prodi-s1-pgmi/78-partisipasi-prodi-pgmi-stia-alma-ata-yogyakarta-pada-pembentukan-asosiasi-prodi-pgmi-se-indonesia.html, pada
tanggal 26 Desember 2012 pukul 14.00
[5] http://ft.sunan-ampel.ac.id/publikasi/artikel/216-studi-orientasi-kurikulum-s-1-pgmi-fakultas-tarbiyah-iain-sunan-ampel-surabaya.html, pada tanggal
26 Desember 2012 pukul 18.10
[6] http://stainsalatiga.ac.id/jurusan/jurusan-tarbiyah/program-guru-madrasah-ibtidiyah-pgmi/, pada tanggal
26 Desember 2012 pukul 18.20
[7]http://stainbengkulu.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=85&Itemid=102,19.28,
pada tanggal 26 Desember 2012 pukul 18.22
[8] http://ft.sunan-ampel.ac.id/jurusanprodi/pendidikan-guru-mi.html, pada tanggal
26 Desember 2012 pukul 18.25
[9] http://stia.almaata.ac.id/prodi/prodi-s1-pgmi/78-partisipasi-prodi-pgmi-stia-alma-ata-yogyakarta-pada-pembentukan-asosiasi-prodi-pgmi-se-indonesia.html, pada tanggal 26
Desember 2012 pukul 18.27
[10] http://wacana.koranpendidikan.com/view/2330/mendorong-terbentuknya-akuntabilitas-pengelolaan-prodi-pgmi.html, pada
tanggal 26 Desember 2012 pukul 18.33
salam dari mahasiswa PGMI STAIN Salatiga :)
BalasHapusmuhamandrianto.blogspot.com